BATU GILIS - Ada sesuatu yang menarik perhatian
saya ketika pulang ke kampung halaman, Madura. Saat sedang makan siang di dapur
nenek, secara tidak sengaja mata saya melihat pada sebuah batu berbentuk bulat
yang di letakkan di atas meja dapur nenek.
Batu bulat itu tidak lain adalah gilis.
Batu Gilis atau batu giling dalam bahasa Indonesianya adalah batu yang
terdiri dari dua buah batu pipih yang berbentuk lingkaran. Batu ini di gunakan
untuk menggiling jagung agar hancur menjadi buliran buliran kecil sebelum di
masak.
Dulu, ketika masuk musim panen
jagung. Biasanya, Nenek menjemur jagung-jagung yang sudah di panen dari sawah.
Jagung-jagung yang sudah kering tersebut kemudian di keluarkan dari pelepahnya,
lalu di giling terlebih pada batu gilis
sebelum di tanak. Saya yang saat itu masih duduk di bangku sekolah
dasar, sering membantu nenek memasukkan jagung pada lubang kecil bagian atas
gilis saat nenek menggiling jagung.
Konon, lubang kecil di bagian atasnya
itu di buat sebagai tempat dimana biji-biji jagung dimasukkan. Pada batu yang
sebelah atas di bagian sampingnya terpasang kayu berbentuk huruf L yang salah
satu ujungnya ditanam ke dalam batu sebagai pegangan untuk menarik atau
mendorong agar gilingan berputar-putar dan menghancurkan biji-biji jagung.
Gilis diputar dengan tangan kanan,
sedangkan tangan kiri akan memasukkan jagung sedikit demi sedikit.
Kata nenek , di samping menjadi
peralatan utama dalam rumah tangga, dahulu batu gilis menjadi perlengkapan berlayar, dimana batu
gilis dibawa sebagai salah satu alat perlengkapan untuk menggiling
jagung-jagung yang mereka bawa selama pelayaran. Hal ini karena bekal lebih sering dibawa dalam bentuk
jagung yang utuh agar tidak mudah rusak.